REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan pasar industri dalam negeri untuk menyerap karyawan sebanyak tiga juta per tahun tampaknya sulit untuk dilakukan. Hal itu karena pertumbuhan ekonomi dalam negeri sulit mencapai lima persen.
Deputy Country Director Asian Development Bank (ADB) Edimon Ginting mengatakan, sulitnya penyerapan tenaga kerja terlihat dari kondisi pada Februari 2014 lalu hanya 2,7 juta tenaga kerja terserap. Saat itu bahkan pertumbuhan ekonomi masih mencapai lima persen.
"Berarti kalau kita di bawah lima persen, akan di bawah 2,7 juta. Jadi kalau tahun depan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, mudah-mudahan bisa menyerap," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (22/9). Ia menambahkan, bila pertumbuhan ekonomi membaik, maka penyerapan tenaga kerja berpotensi naik pula.
Meski begitu, Edimon mengimbau pemerintah, agar tetap menyiapkan lapangan kerja yang produktif secara merata di pedesaan. Terutama yang belum tersentuh kebijakan.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang stabil untuk menyerap tenaga kerja adalah sekitar 5,5 persen. "Kalau kita lihat pengalaman terakhir, di 5,2 persen saja tidak cukup," tambahnya.