REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan dana Rp 130 miliar guna peningkatkan pelayanan dan cakupan air bersih kepada masyarakat di wilayah setempat hingga 2016.
"Melalui penyertaan modal itu, secara bertahap 23 wilayah kecamatan dapat dilayani air bersih," kata Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin di Cikarang, Selasa.
Menurut dia, dana Rp 130 miliar itu dibagi dua tahap yakni Rp 65 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2015, sementara sisanya Rp 65 miliar pada APBD murni 2016.
Menurut dia, anggaran tersebut belum mencukupi untuk membangun instalasi distribusi air bersih ke seluruh pelosok Kabupaten Bekasi.
"Kalau dikalkulasi masih dibutuhkan anggaran Rp 1 trilun untuk membangun jaringan sehingga semua warga Kabupaten Bekasi, terlayani air bersih," katanya.
Menurut Neneng, anggaran itu tidak mungkin dibebankan hanya kepada APBD saja, sehingga direksi PDAM harus mampu mencari dana melalui kerja sama dengan pihak lain.
"Sebab, pelayaan air bersih adalah kebutuhan utama masyarakat. Hingga saat ini baru melayani sekitar 30 persen dari jumlah masyarakat Bekasi," katanya.
Adapun alokasi tambahan dana Rp 130 miliar akan dimanfaatkan untuk pembuatan instalasi air baru yang berkapasitas 50 liter per detik untuk melayani sekitar 4.000 sambungan langsung (SL) pelanggan baru.
"Pembangunan instalasi tersebut sebagai tambahan instalasi yang lama, dan sebelumnya hanya mampu memproduksi air bersih 25 liter per detik," katanya.
Dengan pembangunan instalasi baru tersebut, kata dia, jumlah pelanggan yang dapat dilayani sekitar 6.500 sambungan langsung, di luar kebutuhan industri di Kecamatan Bojongmangu.