Rabu 23 Sep 2015 15:47 WIB

ALI: Pusat Logistik Berikat Menguntungkan Pelaku Usaha

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aktivitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Jakarta International Cointainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Aktivitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Jakarta International Cointainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua  Assosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita mengatakan, rencana pengembangan Pusat Logistik Berikat (PLB) dapat menghemat biaya logistik. Selain itu, PLB juga dapat menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan poros logistik di Asia Tenggara.

Menurut Zaldi, operator PLB sebaiknya diberikan ke pihak swasta agar bisa berjalan lebih efektif. Pasalnya, pembangunan PLB ini tergantung lokasi dan komoditas. Misalnya saja, PLB minyak ditempatkan di Sumatera atau Kalimantan dan kapas di Cikarang.

"Jadi, ini sangat efektif untuk memindahkan beberapa gudang regional yang ada di Malaysia dan Singapura agar masuk ke Indonesia," ujar Zaldi di Jakarta, Rabu (23/9).

Zaldi mencontohkan, untuk komoditas kapas, apabila gudangnya dipindahkan ke Indonesia maka dapat menghemat biaya logistik mencapai 30 persen. Selain itu, manfaat lainnya yakni pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dapat mengakses bahan baku secara langsung. Selama ini, UKM tidak bisa membeli secara langsung dan harus lewat perusahaan besar.

Menurut Zaldi, dengan adanya PLB nantinya dapat mendongkrak ekspor Indonesia. Pasalnya selama ini, bahan baku yang ada di gudang-gudang di Malaysia dan Singapura diekspor lagi ke Vietnam dan Thailand. Dengan membuka gudang di Indonesia maka, bisa menjadi pusat logistik di Asia Tenggara. Zaldi menyadari, memindahkan gudang logistik dari Malaysia dan Singapura ke Indonesia memang tidak mudah dan dapat memicu terjadinya gesekan hubungan bilateral.  

"Saya pikir gesekan itu pasti ada dan sangat ditakutkan oleh negara-negara Asean lainnya, karena ini menjadi mirip dengan kawasan free trade zone," kata Zaldi.

Namun, menurut Zaldi, pembangunan PLB tidak boleh mundur dan hal tersebut dapat menjadi langkah awal agar Indonesia menjadi pusat logistik di Asia Tenggara dan poros maritim dunia. Pembangunan PLB ini sangat menguntungkan bagi pelaku usaha Indonesia, dan dapat membuat industri nasional memiliki daya saing.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement