REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jumlah korban tewas akibat serangkaian ledakan bom, yang dituduh dilakukan Boko Haram, di Maiduguri di Nigeria Timurlaut meningkat menjadi sedikitnya 117 orang, kata sumber rumah sakit pada Selasa, lebih dari dua kali penghitungan resmi sebelumnya.
Sebanyak 72 orang tewas tercatat di Rumah Sakit Universitas Pengajaran Maiduguri, sementara 45 lagi dibawa ke kamar mayat di Rumah Sakit Khusus Negara Bagian Borno, kata tiga petugas kesehatan.
Ibu kota Negara Bagian Borno tersebut terpukul berulang kali sejak Presiden Muhammadu Buhari berkuasa pada 29 Mei dan bersumpah menghancurkan pemberontakan.
Namun, serangan pada Minggu malam itu adalah yang paling mematikan sejauh ini.
Militer Nigeria mengklaim para milisi Islam telah habis kekuatannya dan pasukan juga telah mengusir mereka dari markas dan menduduki wilayah di daerah terpencil.
Namun, berbagai ledakan menggarisbawahi bahwa ancaman kelompok tersebut masih terjadi dengan taktik gerilya bergaya "lembut" terhadap sasaran warga sipil.
Polisi Borno pada Senin mengatakan bahwa 54 orang tewas dan 90 luka-luka dalam serangkaian pemboman yang melanda jamaah di masjid, penggemar sepak bola yang sedang menonton pertandingan dan yang berdiri di sekitarnya.
Penduduk setempat membantah angka tersebut, mengatakan setidaknya 85 tewas dan beberapa orang telah mengambil orang-orang yang telah tewas dalam ledakan itu untuk langsung dimakamkan dari pada berada di rumah sakit.
"Sejumlah 69 mayat dibawa ke sini dan tiga orang lain meninggal saat menerima pengobatan," kata dokter ortopedi di Rumah Sakit Universitas Pengajaran Maiduguri, Selasa.
Saya khawatir bahwa ada beberapa korban dengan luka parah yang mungkin memerlukan rujukan ke rumah sakit khusus lainnya, katanya.
Seorang pekerja kamar mayat di rumah sakit mengkonfirmasi penghitungan tersebut.