Kamis 24 Sep 2015 18:22 WIB

Jokowi: Membakar Lahan Sudah Jadi Budaya

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bekas kebakaran lahan di desa Guntung Damar, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/9).
Foto: ANTARA FOTO/Herry Murdy Hermawan
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bekas kebakaran lahan di desa Guntung Damar, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PULANG PISAU -- Presiden Joko Widodo tetap melanjutkan kegiatan blusukan asapnya di Hari Raya Idul Adha. Kali ini, Jokowi masuk ke lahan gambut yang terbakar di Desa Henda, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, Kamis (24/9).

Asap tebal hitam masih membumbung tinggi saat Presiden dan rombongan tiba di lokasi yang berada di pinggir jalan Trans Kalimantan tersebut. Dedaunan pohon yang telah hangus berterbangan terbawa angin. Sejumlah personel TNI-Polri terlihat tengah memadamkan asap dengan selang air dari mobil pemadam kebakaran. 

Presiden Jokowi masuk ke dalam lahan untuk meninjau kerusakan di lokasi tersebut. Saat meninjau lokasi, dia didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala BNPB Willem Rampangilei, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. 

Jokowi menilai membuka lahan dengan cara membakar sudah menjadi budaya di sebagian masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan bencana asap terus terjadi. "Penduduk kita untuk pembersihan lahan, budaya lamanya adalah dengan cara dibakar, karena itu yang paling cepat," kata Presiden. 

Oleh karenanya, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menekankan pentingnya pejabat setempat melakukan sosialisasi secara masif pada masyarakat mengenai bahaya membakar lahan. Pulang Pisau merupakan salah satu wilayah di Kalimantan Tengah yang paling parah mengalami bencana asap. Hal ini karena kabupaten tersebut memiliki jenis lahan bergambut.

"Tadi saya berdiam diri selama lima menit, tiba-tiba saja api membesar," kata Presiden.

Jokowi menyebut, ada dua titik di Kalimantan Tengah yang segera dibangun kanal untuk membuat lahan gambut tetap basah. Dia sudah memerintahkan BNPB dan TNI untuk membangun kanal tersebut dalam waktu dekat.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement