Jumat 25 Sep 2015 01:00 WIB

Waduh, Ratusan Sapi Kurban di Sleman Kena Cacing Hati

Rep: C97/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kurban sapi
Foto: ant
Kurban sapi

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Ratusan sapi kurban di Sleman terkena cacing hati. Hal ini baru diketahui usai hewan berkaki empat tersebut disembelih dan diperiksa oleh petugas pemantau dari Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman.

Berdasarkan data yang masuk selama pengawasan dua hari, mulai 23 sampai 24 September, terdapat 1.974 lokasi penyembelihan. Sapi yang dipotong 6.335 ekor, domba 6.371 ekor, kambing 2.267 ekor. Sementara itu temuan cacing hati pada sapi sebanyak 504 kasus atau 7,96 persen, cacing hati domba 20 kasus atau 0,31 persen, cacing hati kambing tujuh kasus atau 0,31 persen.

"Temuan ini mungkin akan semakin bertambah. Karena pemotongan masih akan berlangsung dalam tiga hari ke depan," kata Kepala Bidang Peternakan DPPK Sleman, Suwandi Aziz saat ditemui pada pemantauan kurban di Perumahan Pertamina, Purwomartani, Kalasan, Kamis (24/9).

Aziz menjelaskan, jika organ hati yang rusak lebih dari 40 persen, maka bagian tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi. Bahkan disarankan untuk dikubur dalam tanah atau dimusnahkan. Meski tidak membahayakan, kadar gizi, rasa dan tekstur daging pada hati sudah jelek. Sehingga tidak layak dimakan.

Menurut Aziz, hewan bisa terserang cacing hati karena memakan rumput yang mengandung telur cacing. Sehingga telur tersebut ikut termakan dan masuk ke dalam tubuh. Lalu berkembang di hati hewan. "Cacingnya hanya bisa hidup di hati. Di organ lain tidak bisa hidup," ujarnya.

Karena itu memutus mata rantai cacing hati cukup sulit. Sebab mengawasi pakan yang diberikan bebas dari telur cacing juga tidak mudah. Maka itu cara yang dapat dilakukan hanya dengan memusnahkan bagian hati yang terkena cacing.

Namun begitu, Aziz berharap temuan cacing hati tahun ini tidak sebanyak tahun lalu yang mencapai 9,9 persen. Ia mengimbau agar warga merebus daging kurban terlebih dulu sebelum dimasukkan kedalam lemari pendingin.

Mengingat kebersihan tempat pemotongan hewan tidak terjamin. Lain dengan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang sudah terjaga higienitasnya. Selain itu perebusan pun dilakukan agar daging lebih awet.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement