Jumat 25 Sep 2015 09:05 WIB

Baliwood Dianggap Bisa Saingi Hollywood dan Bollywood

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Jumpa pers Bali International Film Festival (Balinale) 2015
Foto: Republika/Hazliansyah
Jumpa pers Bali International Film Festival (Balinale) 2015

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Bali International Film Festival (Balinale) sudah memasuki tahun kesembilan. Festival yang mengikutsertakan sineas film dari pelbagai negara dunia ini kembali digelar di Pulau Dewata, Bali pada 24-30 September 2015.

Sejumlah pembuat film kenamaan dari Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat, dan Cina memuji Bali sebagai salah satu lokasi favorit yang bisa dikembangkan untuk industri perfilman dunia.

Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya Bali sebagai lokasi syuting film berbagai negara, seperti The Fall (2006) yang mengambil lokasi di Desa Teges, Gianyar, Ubud. Film ini dibintangi Lee Pace dan Catinca Untaru.

Film Eat Pray Love (2010) yang dibintangi Julia Roberts melakukan pengambilan gambar di kawasan Ubud, Gunung Kawi, dan Tampak Siring. Berikutnya, film Alex Cross (2010) yang merupakan arahan sutradara Rob Cohen. Film ini detektif yang bertugas menyelidiki kematian seorang gadis yang disiksa. Syutingnya di Karangasem dan Nusa Lembongan.

Sineas film Indonesia dari All Creative Lines, Andi R Kanemoto mengatakan Indonesia ke depannya akan menjadi daya tarik industri perfilman dunia. Kekayaan budaya Indonesia juga menjadi salah satu alasan mengapa semakin ramai film luar negeri yang syuting di Indonesia.

"Bali bisa menjadi Baliwood, seperti layaknya Hollywood dan Bollywood," kata Andi dijumpai Republika di Cinemaxx Lippo Mall Kuta, Kamis (24/9).

Andi menilai Jakarta dan Bali bisa menjadi pendorong utama untuk menarik lebih banyak sineas dunia mengembangkan produksi filmnya di Indonesia. Kolaborasi Jakarta dan Bali menjadi peran penting di perfilman global.

"Rumah-rumah produksi film di Indonesia hendaknya lebih aktif bekerja sama degan luar negeri yang mau membuat film di sini," kata Andi.

Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika sebelumnya mengatakan bahwa media film efektif untuk mempromosikan berbagai potensi pariwisata Bali. Bali mempunyai segudang lokasi syuting, seperti Kuta, Ubud, Pantai Padang-Padang, Tanah Lot, dan Batur.

"Kesuksesan film Eat Pray Love adalah contohnya," kata Pastika.

Dia juga berharap lebih banyak sineas film dunia yang membuat film dengan menampilkan keindahan alam dan budaya Bali. Apalagi, Bali saat ini tengah aktif meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegaranya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement