REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa bumi berkekuatan 6,8 skala richter yang mengguncang Kota Sorong dan sekitarnya pada Kamis (24/9) telah menimbulkan kerusakan.
"Data sementara yang dihimpun BPBD Kota Sorong dan BPBD Raja Ampat, terdapat 17 orang luka berat, 45 orang luka ringan, dan sekitar 200 rumah rusak," kata Sutopo, Jumat (25/9).
Sutopo mengatakan BPBD telah melakukan penanganan pengungsi. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Sele de Solu Kota Sorong. Posko darurat juga didirikan. BPBD Kota Sorong tidak memiliki tenda untuk menampung pengungsi.
Saat ini pendataan masih dilakukan dan diperkirakan korban dan jumlah kerusakan masih terus bertambah.
Gempa 6,8 skala richter terjadi pada Kamis malam. Pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 km dan episentrum berada di 31 km Timur Laut Kota Sorong, Papua Barat, atau 68 km Timur Laut Raja Ampat, Papua Barat.
Intensitas gempa dirasakan skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kota Sorong, III-IV MMI di Raja Ampat dan Maybrat, dan II-III MMI di Manokwari.
Sumber gempa di daerah sesar Sorong. Gempa tidak berpotensi tsunami. Guncangan gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat Kota Sorong. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Pasien di rumah sakit dievakuasi ke luar gedung.
Menurut BMKG hingga saat ini terus terjadi gempa susulan yaitu 4,3 SR pada Jumat (25/9) kemudian 4,1 SR, 4,3 SR, dan 4,4 SR. Intensitas guncangan gempa terasa II-III MMI (lemah) oleh masyarakat Kota Sorong.