REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pianis dan komponis Ananda Sukarlan menjadi penerima termuda Penghargaan Kebudayaan RI 2015 untuk Pelopor, Pencipta dan Pembaru. Dengan pencapaian itu, ia berharap musik klasik Indonesia bisa semakin eksis.
"Ini merupakan pengakuan pemerintah terhadap eksistensi musik klasik, yang sangat representatif mewakili Indonesia di dunia internasional," ujar Ananda, Jumat (25/9).
Pria kelahiran Jakarta, 10 Juni 1968 tersebut menerima langsung penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada Selasa (22/9) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pada malam penghargaan itu Ananda sempat memainkan salah satu gubahannya, yakni Rapsodia Nusantara Nomor 8.
Lewat sejumlah nomor Rapsodia Nusantara, Ananda telah memperkenalkan musik daerah ke dunia musik klasik. Kini, banyak pianis asing yang memainkan nomor-nomor tersebut di konser-konser mereka di seluruh dunia, serta mensejajarkan musik itu dengan karya-karya klasik lainnya.
Ananda menyebutkan, ia dan sejumlah musisi lain telah membuktikan bahwa genre musik klasik adalah bagian tak terpisahkan dari industri dan ekonomi kreatif di Indonesia.
"Sekarang tinggal tugas kami para pemusik untuk mengokohkan identitas //Indonesian classical music// atau musik sastra Indonesia menggunakan elemen-elemen musik etnik yang sangat beragam dari seluruh penjuru Indonesia," tuturnya.
Ananda menambahkan, ia bangga menerima penghargaan tersebut bersama seniman-seniman besar lain. Salah satunya, penyair Sitor Situmorang yang sangat ia apresiasi sebagai penyair paling penting dan produktif di Indonesia.
Ananda sendiri telah membuat musik dari belasan puisi Sitor, yang sangat produktif mencipya ratusan puisi, cerpen, dan bentuk sastra lainnya.
"Penghargaan ini bukan hanya untuk saya saja, tapi untuk dunia musik dan sastra pada umumnya," ungkap satu-satunya orang Indonesia yang namanya tercantum dalam buku "The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century" itu.