REPUBLIKA.CO.ID, KOH SAMUI -- Pengacara dua pekerja rantau Myanmar, yang dituduh membunuh dua wisatawan Inggris di Thailand diberi lebih banyak waktu untuk menyampaikan pembelaan, Jumat (25/9).
Perpanjangan waktu itu dapat menunda amar, yang diperkirakan disampaikan pada bulan depan. Jasad pelancong Hannah Witheridge dan David Miller, keduanya berusia 20-an, ditemukan di pulau liburan Koh Tao, Thailand selatan tahun lalu.
Pemeriksaan mayat menunjukkan Witheridge diperkosa. Pembunuhan itu mengangkat pertanyaan tentang keamanan wisatawan di Thailand, kemampuan polisi dan perlakuan terhadap pekerja rantau.
Pengacara warga Myanmar tersangka itu, Zaw Lin dan Win Zaw Htun, keduanya 22 tahun, meminta tambahan waktu untuk menunjukkan mereka hanya kambing hitam.
Kepala Pengacara Nakhon Chompuchat mengatakan kepada wartawan pengadilan memutuskan memberi tambahan waktu dan pada Jumat memutuskan jumlah waktu tersebut.
"Akan ada perpanjangan," kata Nakhon di luar pengadilan itu, di pulau tetangga Samui.
Terdakwa itu menuduh polisi menyiksa mereka agar mengaku, yang kemudian mereka tarik kembali. Zaw Lin mengatakan kepada pengadilan ia diancam dibunuh jika tidak mengakui kejahatan tersebut.
Pada Kamis, penyelidik dari Dewan Hak Asasi Manusia Negara, Janjira Kanpeang, bersaksi tentang komisi itu menemukan penyiksaan digunakan dalam pemeriksaan mereka.
Polisi membantah menganiaya keduanya dan bertahan pada penyelidikan mereka. Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan tidak seorang pun berani membuat tersangka yang salah karena perkara itu sangat disorot.