Sabtu 26 Sep 2015 11:30 WIB

Jamaah Laki-Laki dan Perempuan Gabung, Ini Tanggapan MUI Jateng

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Erik Purnama Putra
foto shalat jamaah bercampur yang diunggah akun Dakwa Kampus di Facebook
foto shalat jamaah bercampur yang diunggah akun Dakwa Kampus di Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah prihatin dengan beredarnya foto shalat Idul Adha yang tak memisahkan shaf jamaah laki-laki dan perempuan di jejaring akun media sosial Meski demikian MUI tidak gegabah mengamini kemungkinan adanya kesalahan pihak panitia penyelenggara shalat Idul Adha di Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (24/9).

 

Ketua MUI Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji yang dikonfirmasi mengaku belum melihat langsung foto bercampurnya jamaah laki-laki dan perempuan. Hanya saja, pihaknya akan mengklarifikasi pihak panitia shalat Idul Adha yang digelar di lapangan Pancasila, Simpanglima tersebut.

 

“Kami tentu akan meminta penjelasan dari panitia penyelenggara yang bersangkutan perihal apa yang ada dalam foto-foto tersebut,” katanya di Semarang, Sabtu (26/9).

 

Ahmad juga mengamini, untuk membedakan saf jamaah laki-laki dan perempuan mestinya ada batas. Jika tidak ada kain setidaknya bisa menggunakan tali atau membuat jarak sebagai pembeda saf tersebut.

 

Namun begitu, iapun juga tidak yakin kalau panitia shalat Idul Adha kali ini melakukan kekeliruan itu. Sebab pemanfaatan lapangan Pancasila untuk shalat Id tidak hanya saat shalat Idul Adha saja, namun juga untuk shalat Idul Fitri.

 

Artinya panitia bukan sekali dua kali menyelenggarakan hajat tersebut. Bahkan shalat Id di Simpang Lima masih menjadi favorit warga Kota Semarang selain di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement