Sabtu 26 Sep 2015 13:52 WIB

Asap Kiriman Serbu Sejumlah Daerah di Riau

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9).
Foto: Antara
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan sejumlah wilayah kabupaten di Riau masih tersusupi polusi asap kiriman dampak dari peristiwa kebakaran lahan di luar provinsi.

Jarak pandang di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, dilaporkan hanya 50 meter akibat terhalang polusi asap dampak kebakaran lahan di Sumatera Selatan (Sumsel), demikian laporan singkat BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru yang diterima, Sabtu pagi.

Analis BMKG Ardhitama, mengatakan saat ini jumlah titik panas (hot spot) di Riau pada Sabtu (26/9) masih nihil, bahkan kondisi ini sudah berlangsung dalam beberapa hari belakangan.

Dari pantau Satelit Modis menggunakan sensor terra dan aqua, kata dia, Sabtu ini jumlah titik panas kembali meningkat di Sumatera, dimana titik panas terbanyak masih terjadi di Sumsel dengan 55 titik, Lampung 12 titik dan Bangka Belitung tiga titik serta Sumatera Utara ada satu titik.

Dia mengatakan masih maraknya kebakaran lahan di Sumsel memicu terjadi kabut asap cukup pekat di sebagian daerah di Riau akibat terbawa angin yang bergerak ke tenggara dan utara.

"Makanya jarak oandang pagi ini di sejumlah daerah menjadi terbatas akibat diselimuti asap. Untuk Kota Pekanbaru, jarak pandang hanya 1.000 meter, Dumai 2.000 meter," katanya lagi.

Sementara kondisi terparah terjadi di Rengat dengan jarak pandang hanya 50 meter, sedangkan jarak pandang di Pelalawan 200 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan operasi pemadaman kebakaran yang dilakukan sejauh ini sudah cukup berhasil karena jumlah titik api tidak terpantau lagi dalam beberapa hari terakhir.

"Alhamdulilllah kondisi kebakaran lahan sudah jauh menurun bahkan dalam beberapa hari ini nihil kebakaran lahan," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement