REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Polisi Mesir, Jumat, menyatakan telah menewaskan sembilan teroris yang merencanakan serangan saat Idul Adha.
Sembilan ekstremis itu bersembunyi di peternakan unggas sebelah barat Kairo dan tewas setelah mereka melepaskan tembakan saat polisi datang untuk menangkap mereka, kata Kementerian Dalam Negeri.
Tiga dari mereka disebutkan memakai sabuk dengan bahan peledak.
"Ketika polisi mendekat, mereka melepaskan tembakan dan melemparkan beberapa alat peledak sehingga mendorong terjadinya baku tembak," kata pernyataan itu.
Tiga perwira dan dua polisi terluka dalam konfrontasi tersebut yang berlangsung selama beberapa jam.
Pernyataan itu juga mengatakan teroris itu menyiapkan serangkaian serangan untuk menandai Idul Adha, dengan senjata, bom dan granat.
Mereka berencana menyasar polisi dan tentara, pengadilan dan sarana penting lain, kata kementerian itu.
Kementerian tersebut mengatakan sembilan orang itu telah "terlibat dalam beberapa operasi teroris", termasuk serangan terhadap sebuah kantor polisi di Kairo pada 20 Agustus yang melukai 29 orang termasuk enam polisi dan serangan di Konsulat Italia di ibu kota pada 11 Juli menewaskan seorang yang melintas.
Kedua serangan tersebut diklaim oleh kelompok terkait IS di Mesir.
Serangan ekstremis meningkat di Mesir, negara berpenduduk terpadat di Arab itu, sejak tentara menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013 dan setelah tindakan keras berdarah terhadap pendukungnya.
Serangan seperti itu biasa menyasar pasukan keamanan, khususnya di Semenanjung Sinai utara, tempat ratusan polisi dan tentara tewas.
Lebih dari 1.400 orang tewas dan puluhan ribu dipenjarakan dalam tindakan keras terhadap pendukung Morsi dan Ikhwanul Muslimin.
Ratusan orang, termasuk Morsi dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan massal, demikian seperti dikutip dari AFP.