REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masjid Baitul Futuh, masjid terbesar di Eropa kebakaran pada Sabtu (26/9). Tokoh masyarakat di London, Stephen Alambritis, menyayangkan bangunan indah Masjid Baitul Futuh yang rusak terbakar. Padahal, masjid terbesar di Eropa yang terletak di Morden, London, itu merupakan landmark utama di daerah tersebut.
"Ini adalah sebuah bangunan yang sangat indah dan apa yang telah terjadi sangat menyedihkan," ungkap Alambritis, Sabtu (26/9).
Menurutnya, selama ini masjid tersebut adalah bangunan yang sangat kondusif dan dijaga sejumlah staf keamanan. Ia tak menganggap kebakaran disebabkan oleh serangan pihak tertentu. Hingga kini, penyebab kebakaran tersebut belum diketahui secara pasti. Alambritis berujar, ia menyerahkan penyelidikan kepada polisi dan pemadam kebakaran.
Bangunan besar di lahan seluas 5,2 hektar yang dapat menampung sekitar 10.500 orang itu terbakar pada Sabtu (26/9) tengah hari. Tidak ada korban tewas dalam insiden tersebut, namun seorang pria paruh baya dilarikan ke rumah sakit karena menghirup asap.
Masjid Baitul Futuh yang dibangun di situs Express Dairies pada tahun 1999 itu mayoritas ditempati komunitas Muslim Ahmadiyah. Bangunan tersebut menyandang motto "Cinta untuk semua, kebencian tidak untuk siapapun".
Alambritis menyebutkan, Jamaah di masjid tersebut, terutama pada hari Jumat, sangat banyak dan damai. Menurutnya, tak ada masalah antara komunitas Muslim dengan masyarakat sekitar di wilayah tersebut.
"Mereka berinteraksi dengan baik dengan masyarakat. Musibah ini menjadi pukulan untuk mereka, namun kerusakan akan segera ditanggulangi," kata dia.