REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Bentrokan yang terjadi di Bangui, Republik Afrika Tengah, Sabtu (26/9), menewaskan tiga orang dan menyebabkan 20 orang lainnya terluka.
Saksi dan sumber rumah sakit mengatakan, kekerasan tersebut merupakan yang terbaru dalam siklus serangan sektarian yang cukup sering terjadi. Komunitas yang berseteru di distrik tiga dan distrik lima itu terlibat bentrok yang juga menggunakan senjata otomatis.
Warga setempat segera melarikan diri ke bagian lain kota saat sebagian massa membakar rumah dan mobil. Mengatasi hal itu, helikopter PBB dengan pasukan penjaga perdamaian di negara itu segera dikerahkan.
Dua tahun belakangan, kekerasan meletus di Republik Afrika Tengah, setelah gerilyawan Séléka merebut kekuasaan di negara tersebut. Bentrokan yang terjadi sejak tahun 2013 itu telah menewaskan ribuan orang dan memaksa ratusan ribu lainnya mengungsi.
Selama beberapa bulan terakhir, serangan dan kekerasan relatif tak pernah terjadi di Bangui, yang diamankan para tentara PBB dan Prancis. Namun, serangan granat di awal September menjadi pemicu dimulainya bentrokan.