REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Lebih dari 8.000 warga Meksiko menggelar aksi demonstrasi yang mereka sebut Gerakan Kemarahan Nasional, Sabtu (26/9). Aksi itu menandai satu tahun insiden hilangnya 43 mahasiswa setahun silam.
Orang tua dan kerabat para mahasiswa yang hilang menggelar demo tak jauh dari Los Pinos, kediaman Presiden Enrique Pena Nieto. Mereka membawa foto-foto mahasiswa yang hilang dan meneriakkan slogan-slogan mengutuk para pejabat yang dianggap abai terhadap kasus itu.
"Kami datang menuntut keadilan. Tidak akan ada impunitas atas hilangnya anak-anak itu," ungkap Sofia Rojas, seorang mahasiswa di Universitas Otonom Nasional Meksiko, kepada AFP.
Mereka membawa slogan-slogan bertuliskan "Kriminalitas Negara" dan "Menyingkirlah Presiden Pena". Mereka berbaris di jalanan dan berpawai sepanjang jalan besar Paseo de la Reforma menuju situs kuno bersejarah Zocalo yang berada di pusat kota.
"Mereka membawa mereka dari kami hidup-hidup, dan kami ingin mereka kembali hidup!" teriak para demonstran.
Seorang juru bicara demonstran, Felipe de la Cruz, mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tak akan berhenti hingga pencarian itu membuahkan hasil. Sebagian orang tua dari siswa yang hilang itu melakukan perjalanan sepanjang 43 jam dari negara bagian selatan sebagai bentuk penghormatan terhadap hilangnya anak-anak mereka.
Sebelumnya, Presiden Pena Nieto menemui para orang tua dan meyakinkan bahwa pemerintahannya tidak menutup penyelidikan. Presiden juga memerintahkan pembentukan kantor jaksa khusus untuk menyelidiki lebih dari 20.000 kasus kehilangan yang pernah terjadi di negara tersebut.