REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Kartu sakti" Jokowi seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) belum ampuh mengatasi permasalahan kemiskinan masyarakat Indonesia.
"(Kartu Sakti Jokowi) harusnya sangat berpengaruh, hanya saja banyak tantangan dan masalah lain yang membuatnya tak mampu menangkal peningkatan jumlah kemiskinan," kata Rektor Paramadina dan Mantan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah dalam Diskusi Forum Senator untuk Rakyat bertajuk "Orang Miskin Bertambang Banyak" pada Ahad (27/9).
Ia mencontohkan sejumlah masalah seperti harga kebutuhan pokok yang meningkat, penurunan daya beli masyarakat, pengurangan jam kerja dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, El Nino menyebabkan kekeringan di berbagai sentra produksi pangan serta kabut asap yang mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat sejak sekitar dua bulan yang lalu.
Ia pun meminta agar pemerintah segera memfokuskan program pengentasan kemiskinan terintegrasi agar hasilnya tepat dan terukur. Di samping itu, penurunan harga BBM juga sebaiknya dilakukan. Apalagi di tengah harga minyak dunia yang sedang rendah.
Di samping itu, Firmanzah melihat perlu adanya injeksi untuk menangani masyarakat miskin dan sangat miskin. Suntikan di antaranya berupa pemberian kredit usaha dengan bunga rendah dan bantuan sosial secara langsung. Namun, hal tersebut harus didahului dengan pemutakhiran data kemiskinan terbaru.