REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbukanya lowongan magang di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dinilai bisa menciptakan persepsi negatif. Salah satunya sebagai ajang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencari dukungan.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyebutkan bisa saja lowongan magang jadi ajang kampanye Basuki. Apalagi Ahok sudah memastikan akan maju menjadi Calon Gubernur (cagub) DKI Jakarta. "Bisa saja orang berpikir ke arah situ (kampanye), karena tujuannya untuk apa sih direkrut?" katanya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (28/9).
Politikus Partai Gerindra ini menilai kebijakan Ahok merekrut mahasiswa S2 untuk magang patut dipertanyakan. Jika magang untuk kepentingan pendidikan tidak masalah. Berbeda dengan merekrut magang mahasiswa bukun untuk tujuan tugas.
Ia menilai sebenarnya keberadaan mahasiswa magang tidak terlalu penting. Karena pegawai negeri sipil (PNS) yang kerja di Pemprov sudah mencukupi. Tidak perlu ditambah pekerja magang. Tentunya, tambah dia, penambahan pegawai lewat magang juga harus mengeluarkan anggaran. Padahal anggaran bisa dialihkan untuk kepentingan yang lain.
"Saya kira jangan sembarang tiba-tiba rekrut. Anggaran dari mana? Kan APBD. Kebutuhannya buat apa," ucapnya.
Sejak Agustus lalu, Ahok mulai membuka peluang magang bagi kalangan muda yang ingin mencari pengalaman. Program ini akan berjalan selama sepuluh pekan mulai 5 Oktober sampai 11 Desember 2015 mendatang.