Selasa 29 Sep 2015 08:39 WIB

Indonesia Sejak 1957 Terus Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian

Pasukan penjaga perdamaian TNI di Lebanon Selatan.
Pasukan penjaga perdamaian TNI di Lebanon Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan Indonesia akan menambah pasukan penjaga perdamaian hingga 4.000 personel sampai tahun 2019 mengingat makin banyak konflik di dunia. "Sekali lagi, Indonesia menjanjikan akan menambah pasukan, peralatan dan sebagainya. Targetnya sampai 2019 bisa kirim 4.000 personel, kalau sekarang baru 2.700 personel," kata Jusuf Kalla di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Senin (28/9).

Wapres M Jusuf Kalla didampingi Menlu Retno Marsudi dan Dubes/Wakil Tetap RI untuk PBB Desca Percaya menghadiri sidang Majelis Umum ke 70 PBB. Wapres juga menjelaskan saat ini pasukan penjaga perdamaian jumlahnya ada 100 ribu personel, namun itu dirasakan belum cukup sehingga harus ditambah.

Lebih lanjut, JK menjelaskan sejak awal Indonesia selalu aktif dalam misi perdamaian dunia dan selalu mengirimkan pasukan penjaga perdamaian. "Indonesia sejak tahun 1957 sudah mengirimkan pasukan dan terus tanpa henti hingga sekarang ini. Jadi sudah 58 tahun dibandingkan Cina yang baru ikut 30 tahun terakhir," katanya.

Karena itu, kata dia, Indonesia memiliki pengalaman yang panjang terkait keikutsertaannya dalam pasukan penjaga perdamaian.

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menjelaskan Indonesia mengusulkan adanya tambahan anggota tidak tetap Dewan keamanan PBB. "Indonesia terus menjalin lobi-lobi dengan negara lain agar ada penambahan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," kata Menlu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement