REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kriminolog Universitas Indonesia, Bambang Widodo Umar menilai menaiknya angka kriminalitas satu bulan belakangan ini erat kaitannya dengan melemahnya sistem ekonomi Indonesia. Kejahatan jalanan menjadi dominasi dari sekian jenis tindak kriminal karena pelemahan ekonomi sangat berdampak pada masyarakat kelas bawah.
Kejahatan jalanan atau blue color crime disebut Bambang memang erat kaitannya dengan masyarkat kelas bawah. Apalagi, pelemahan ekonomi saat ini juga sangat dirasakan oleh para masyarakat menengah kelas bawah.
Masyarakat bawah yang tak sanggup menghadapi pelonjakan harga, apalagi ditambah dengan aksi PHK dimana-mana membuat keadaan mereka terdesak. Keadaan terdesak ini kemudian membuat mereka lebih punya nyali untuk melakukan tindak pidana seperti pencurian, perampasan dan pengedaran narkoba untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan cara pintas.
"Realita kehidupan yang menimpa lower class seperti banyak PHK, pelonjakan harga membuka potensi mereka melakukan kejahatan jalanan," ujar Bambang saat dihubungi Republika, Selasa (29/9).
Selain itu, ada juga korelasinya dengan sistem keamanan. Dengan melemahnya sektor ekonomi sistem keamanan negara lebih terfokus pada hal hal yang elit seperti kasus korupsi, peredaan asap, dan kasus kasus corporate crime yang membuat pengamanan pada lower class menjadi berkurang.
Menurut Bambang, pemerintah harus bergerak cepat untuk membuat formula dalam mengentaskan pelemahan ekonomi ini. Selain membuat formula dalam mengentaskan pelemahan, negara juga harus memberikan dorongan kepada aparat penegak hukum agar tegas dalam penindakan. Tegas disini diartikan tidak ada kompromi atau tebang pilih dalam menangani tindak pidana.