Selasa 29 Sep 2015 14:17 WIB

Putin: Sangat Keliru tidak Bekerja Sama dengan Suriah

Vladimir Putin
Foto: REUTERS/Alexei Nikolsky
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (28/9) memperingatkan di Markas Besar PBB, New York, akan menjadi kekeliruan yang sangat besar jika menolak bekerja sama dengan Pemerintah Suriah.

Putin mengeluarkan pernyataan itu saat berpidato di Debat Umum selama Sidang Majelis Umum PBB yang dimulai di Markas Besar PBB, Senin pagi.

"Kami kira sangat keliru menolak bekerja sama dengan Pemerintah Suriah dan Angkatan Bersenjatanya yang dengan gagah berani memerangi pelaku teror secara langsung. Kita akhirnya mesti mengakui tak seorang pun selain Angkatan Bersenjata Presiden (Bashar) al-Assad dan milisi Kurdi yang benar-benar memerangi Negara Islam dan organisasi teror lain di Suriah," kata Putin.

Putin mengatakan pendekatan Rusia pada Suriah telah menuai kecaman. Namun ia berkeras itu terjadi semata-mata karena Rusia lebih jujur dan terbuka mengenai ambisinya dibandingkan dengan pengritiknya.

"Saya harus menyatakan pendekatan Rusia yang jujur dan terbuka semacam itu belum lama ini telah digunakan sebagai dalih untuk menuduh Rusia memiliki ambisi yang berkembang seakan-akan mereka yang mengatakan itu tak memiliki ambisi sama sekali," katanya.

Menurut Putin, Itu bukan ambisi Rusia tapi mengenai pengakuan atas fakta dunia tak bisa mentolerir kondisi masalah di dunia saat ini.

Putin juga membidik usul yang diajukan oleh Prancis untuk membatasi penggunaan veto di Dewan Keamanan PBB.

"Hak veto sejak dulu telah selalu digunakan oleh AS, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia. Itu sepenuhnya alamiah buat organisasi yang sangat beragam dan memiliki banyak wakil," katanya.

Ia merujuk kepada kelima anggota tetap yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan.

Lebih dari 140 kepala negara dan pemerintah dari 193 anggota PBB dijadwalkan berbicara di Debat Umum, Sidang Majelis Umum tahun ini dalam peringatan ke-70 berdirinya PBB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement