REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi meminta polisi mengusut tuntas kekejaman yang dilakukan perusahaan tambang dalam memobilisasi sekelompok orang untuk menyiksa dan membunuh Salim alias Kancil dan Tosan yang menolak tambang pasir.
"Perusahaan tambang di mana-mana semena-mena terhadap penduduk asli. Dalam pikiran mereka, kalau bisa penduduk asli di daerah tambang dibunuh semua," katanya, Selasa, (29/9).
Makanya polisi harus segera mengungkap perusahaan tambang yang membiayai sekelompok orang untuk membantai Salim dan Tosan. Keduanya menolak tambang karena merasa tambang pasir hanya merusak lingkungan.
"Tambang tak pernah menguntungkan masyarakat. Sebab kehadiran tambang di tengah masyakarat sama saja mengusir masyarakat untuk pergi dari wilayahnya sendiri," ujar Uchok.
Tambang hanya menguntungkan perusahaan tambang dan pimpinan daerah. Sebab biasanya terjadi kolusi di antara mereka.
Dua aktivis antitambang Salim Kancil dan Tosan dianiaya oleh sekitar 40 orang yang diduga preman hingga menyebabkan korban Salim meninggal dunia dan Tosan mengalami luka parah, Sabtu (26/9).
Kedua korban kekerasan itu dikenal sebagai warga penolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak dan keduanya dianiaya di tempat terpisah oleh puluhan orang suruhan.