REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penolakan aktivitas tambang pasir di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang mencuat pascapenganiayaan dan pembunuhan Salim Kancil. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak meminta aparat kepolisian untuk mengungkap otak pembunuhan aktivis lingkungan tersebut.
"PP Pemuda Muhammadiyah sejak awal sudah meminta kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap semua pelaku pembunuhan terhadap Salim Kancil," kata Dahnil Anzar kepada Republika.co.id, Selasa (29/9).
Menurut Dahnil, tidak cukup sampai di sana, polisi juga harus segera mengungkap otak pembunuhan Salim Kancil tersebut. Meskipun, tambah dia, sejak awal pihaknya kecewa dengan kepolisian yang tidak mampu mengantisipasi tindakan kekerasan dari itu.
Dahnil juga mengungkapkan, Pemuda Muhammadiyah melalui pimpinan wilayah Jawa Timur menghimpun dana untuk membantu keluarga Salim Kancil dan Tosan yang sampai hari ini masih kritis di rumah sakit. "Kami berharap kejadian seperti ini tidak terjadi kembali, negara harus hadir melindungi warga negaranya," tegas dia.
Kamis (26/9) pekan lalu, Salim Kancil, petani penolak tambang pasir di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, dianiaya hingga tewas oleh sekelompok massa di Balai Desa Selok Awar-Awar. Rekannya yang juga dianiaya, Tosan, masih dalam kondisi kritis.