REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Kericuhan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur mulai menjalar ke Tepi Barat. Setidaknya 18 orang terluka saat pengunjuk rasa pro-Al Aqsa di Tepi Barat bentrok dengan polisi Israel. Selasa (29/9).
Demonstran melemparkan batu, sedangkan aparat membalasnya dengan peluru karet, gas air mata, meriam iar hingga peluru tajam. Maan News melaporkan, di dekat Ramalah 12 warga Palestina terluka, tiga di antaranya terkena peluru tajam.
Unjuk rasa dimulai dari pusat Kota Ramalaah menuju pemukiman ilegal Israel Beit El. Warga Palestina mengecam pelecehan Israel di kiblat pertama Muslim, Al-Aqsa.
Komite Eksekutif PLO Wasil Abu Yousef meminta komunitas internasional menghentikan kekerasan dan pembatasan Israel di Al-Aqsa.
Amin Shouman, kepala komite tahanan Palestina mengatakan, dukungan terhadap Masjid Al-Aqsa dan warga Palestina yang di penjara Israel akan terus berlanjut.
Israel meningkatkan ketegangan di Masjid Al-Aqsa jelang hari tahun baru Yahudi beberapa waktu lalu. Otoritas Zionis dengan semena-mena memasuki Al-Aqsa dan menyerang jamaah. Israel mengatakan, mereka melakukan tindakan itu untuk melindungi warga Yahudi yang ingin mengunjungi situs tersebut.
Juru bicara Israel mengatakan, sekitar 300 warga Palestina berdemonstrasi dekat Beit El. Petugas melakukan langakah yang diperlukan untuk menghentikan demonstran.