Rabu 30 Sep 2015 16:10 WIB

Surat Terbuka Syekh Ali Jaber Soal Tawasul dan Kurban

Syekh Ali Jaber (Kanan) saat meluncurkan buku
Syekh Ali Jaber (Kanan) saat meluncurkan buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari belakangan sosial media banyak membicarakan masalah khutbah yang disampaikan Syekh Ali Jaber. Melihat perkembangan itu, pada Selasa Kemarin, Syekh Ali mendatangi Majelis Ulama Indonesia guna menjelaskan perkembangan masalah tersebut di sosial media.

Berikut surat terbuka Syekh Ali Jaber:

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat yang di tangan-Nya segala perkara. Kepada-Nya kami memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan mohon perlindungan dari bahaya diri kami dan buruknya amal-amal perbuatan kami.

Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bahwasanya saya bersaksi tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya.

Salam shilaturrahim teriring doá semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT serta sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Saya Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, melalui surat terbuka ini menyampaikan permohonan maaf mendalam kepada kaum muslimin muslimat di Indonesia atas segala kekurangan, keterbatasan, dan kekhilafan saya dalam mengemas atau menyampaikan Da’wah Islam di Indonesia.

Melului surat terbuka ini saya menanggapi respon para ulama dan masyarakat muslim Indonesia terhadap video-

video ceramah saya di Televisi, Youtube, Salingsapa.com dan media online lainnya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada para ustadz dan Kyai atas kritik dan nasehatnya untuk saya terkait dengan isi ceramah yang saya sampaikan,  dan izinkan saya sedikit mengulas kembali maksud daripada apa yang saya sampaikan tersebut, diantaranya :

Tentang Tawasul. (Judul : Antara Puasa dan Tauhid, TV One, 19 Juni 2015)

Dalam hal ini saya bermaksud menyampaikan kepada jamaah agar menanamkan keyakinan dalam berdoá bahwa doá kita akan dikabulkan oleh  Allah SWT, baik do’a sendiri maupun do’a berjamaah. Dan tidak ada maksud memberikan pemahaman salah atau menyalahkan tentang Tawasul.

Adapun kalimat “doa tercampur syirik” yang saya ucapkan itu tidak bermaksud menyatakan Tawasul Syirik, tetapi saya maksudkan sebagai penekanan bahwa agar Doá kita jangan sampai tercampur dengan keyakinan selain keyakinan kepada Allah SWT.

Dalam acara Damai Indonesiaku TV One itu saya sedikit memberi gambaran tentang do’a Iblis/Syaitan yang dikabul, dengan maksud memotivasi agar kita lebih yakin lagi bahwa doá orang-orang beriman lebih-lebih layak dan pasti dikabulkan oleh Allah SWT.

Tentang Qurban (Video Rekaman salingsapa.com)

Dalam rekaman video yang beredar di media online ini saya sedang menjawab pertanyaan dari jamaah yang bertanya tentang kaifiat Qurban, dan saya menjawab dengan sebagaimana yang saya fahami. Adapun apabila ada yang beda pemahaman tentang ini maka saya sangat menghormati dan menghargai.

Dan hal ini pernah disampaikan juga dibeberapa kesempatan lain saat saya menyampaikan tentang Qurban saya tidak pernah mengucapkan kalimat larangan bagi siapa saja yang ingin berqurban lebih dari 1 ekor kambing/sapi. Dan hal apapun yang terkait dengan urusan khilafiyah maupun fatwa, selalu saya berhati-hati menjawabnya dan jawaban saya selalu dengan menyarankan jamaah agar lebih baik bertanya kepada MUI setempat.

Sebagaimana yang disaksikan oleh MUI di daerah-daerah seperti Maluku, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan lainnya dalam berbagai acara yang saya hadiri. Belakang ini banyak kosakata yang saya gunakan dalam menyampaikan ceramah mengadopsi kalimat-kalimat yang sering kali digunakan oleh para  Daí di Indonesia diantaranya kalimat “Islam Keturunan” dan “Islam KTP” yang  kebanyakan orang dapat mudah memahaminya, namun bila kalimat-kalimat tersebut tidak layak saya ucapkan dalam ceramah atau dialog maka izinkan saya sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas hal itu dan

akan memperbaikinya.

 

Tuduhan Membawa Aliran Tertentu

Sejak awal kiprah Dakwah saya di Indonesia, saya selalu menjalin shilaturrahim dengan para ulama di Indonesia dalam rangka meminta saran dan nasehat kepada ulama-ulama di Indonesia, dan saya sangat cinta dan

hormat kepada ulama-ulama Indonesia atas peran perjuangan dan pengabdiannya untuk Dinul Islam.

Dan tidaklah saya membawa faham/aliran apapun dalam dakwah saya di Indonesia selain mensyiarkan Al-Qurán dan Alhadits. Bahkan saya sendiri sering mendapat informasi bahwa kelompok aliran/faham tertentu yang dituduhkan kepada saya tersebut justru mereka antipati / tidak suka terhadap pola dan cara dakwah saya di Indonesia ini yang  menjunjung tinggi persatuan dan perdamaian umat Islam Ahlusunnah Waljamaah.

Demikian klarifikasi singkat dari saya dan untuk selanjutnya saya Ali Saleh Mohammed Ali Jaber memohon nasehat dan bimbingan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat terkait hal ini dan hal lain yang belum saya fahami. Selalu ada hikmah dari setiap persoalan, semoga kita dapat mengambil pelajaran dan kebaikan dari setiap kejadian.

Kepada-Nya kami memuji, mohon pertolongan, mohon ampunan, dan mohon  perlindungan dari bahaya diri kami dan buruknya amal-amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ta’ala maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk kecuali

dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wallahu a’lam Bishawab Terimakasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Malang, 28 September 2015

 

Ali Saleh Mohammed Ali Jaber

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement