REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ketegangan semakin meluas di Tepi Barat, setelah Israel menerapkan pembatasan usia bagi laki-laki Palestina yang hendak mengunjungi komplek Masjid Al Aqsa. Bentrokan terus berlanjut sejak tentara Israel menyerbu masuk ke dalam komplek tempat suci ketiga Muslim tersebut.
Sementara itu, menanggapi ketegangan yang semakin meluas di Tepi Barat, anggota Knesset dari koalisi Joint Arab List, Jamal Zahalka ikut hadir dalam aksi protes di Al Aqsa pada Selasa (29/9). Ia menentang kehadiran organisasi Yahudi ke tempat suci Muslim tersebut dan pembatasan usia jamaah laki-laki Palestina ke Al Aqsa.
"Kami tak punya masalah dengan pengunjung Yahudi. Kami memiliki masalah dengan kelompok yang datang untuk memprovokasi warga Palestina," kata Zahalka kepada Aljazirah. Pernyataanya mengacu pada kelompok organisasi sayap kanan Israel dan para pemukim.
Sejak Senin (28/9) pagi, pihak berwenang Israel melarang pria Palestina di bawah usia 50 tahun untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa. Sementara untuk perempuan tak ada pembatasan usia untuk memasuki masjid. Juru bicara polisi Israel menolak berkomentar.
Zahalka mengatakan, warga Palestina berhak membela tempat yang dianggap suci oleh mereka. Mengingat menurutnya, Al Aqsa merupakan tempat suci ketiga bagi Umat Islam.
"Kami menolak menormalkan kunjungan (untuk Yahudi Israel) ke masjid, karena langkah berikutnya pasti membaginya," ungkap Zahalka mengacu pada kasus serupa di Masjid al-Ibrahim di Hebron.
Anggota Knesset pendukung Palestina lainnya menyerukan persatuan Fatah dan Hamas. Menurutnya, hal itu akan membantu memberi dukungan bagi Al Aqsa.
Sementara itu, The Temple Mount and Eretz Yisrael Faithful Movement yang merupakan organisasi garis keras Israel menyerukan dipindahkannya Masjid Al Aqsa dari komplek tersebut. Mereka menggelar aksi demo di depan komplek Al Aqsa pada Rabu (30/9) pagi.
Kelompok ini mengeluarkan pernyataan yang menyerukan orang-orang Yahudi untuk melindungi Temple Mount. Mereka menyebut, Temple Mount masih berada di tangan-tangan musuh Israel.
"Kami akan menghentikan Islamisasi di Temple Mount dan pembangunan masjid yang lebih luas," ujar pernyataan yang juga mengatakan pasukan polisi Israel akan melindungi aksi mereka.