REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai, kebijakan deregulasi yang dilakukan pemerintah akan menumbuhkan konsumsi dan mendorong produksi serta industri di dalam negeri. BI pun optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun depan lebih baik.
"Bisa mencapai 5,3 persen pertumbuhannya," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, kepada wartawan, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, (30/9). Ia menambahkan, kurs rupiah juga akan menguat tahun depan di kisaran Rp 13.700 per dolar AS sampai Rp 13.900 per dolar AS.
Perry menegaskan, kegiatan ekonomi akan menggeliat tahun depan. "Kenapa? Karena ketidakpastian suku bunga bank sentral AS (the Fed) mulai jelas. Selain itu dengan kebijakan relaksasi deregulasi pemerintah, portofolio investasi akan tambah besar juga tahun depan.
Ia mengatakan, BI selalu memperhatikan pertumbuhan ekonomi, terlihat dari berbagai relaksasi pelonggaran kebijakan makroprudensial. Dengan begitu, perbankan bisa lebih mudah menyalurkan kredit.
"Jadi tidak berarti BI tidak perhatian pada pertumbuhan ekonomi, hanya saja BI belum bisa menggunakan instrumen-instrumen suku bunga," tutur Perry.
Perry menyatakan, BI terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Baik melalui pembuatan kebijakan stimulus, fiskal, dan lainnya.