Rabu 30 Sep 2015 20:08 WIB

Inovasi Bidang Energi Didorong untuk Bisa Diaplikasikan

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan pemerintah terus mendorong agar inovasi yang dilakukan kalangan akademisi di bidang energi bisa diaplikasikan dan digunakan oleh industri serta digunakan secara massal.

"Hasil inovasi dalam bentuk riset ini nanti teknologinya bisa dimasukkan ke industri, tinggal kita kembangkan sampai level tujuh," kata M Nasir dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (30/9) sore.

Ia mengatakan saat ini penelitian dan penemuan mahasiswa di bidang energi dan mesin terus didorong hingga level tertentu yang berarti bisa diadaptasi ke industri dan digunakan secara massal.

"Kalau ini bisa sampai ke level tersebut, bisa digandeng ke industri. Materialnya bisa digunakan dan didorong untuk komersial," kata Nasir usai mendampingi sejumlah mahasiswa dan dosen yang ikut serta dalam ajang kompetisi hemat energi Shell Eco-marathon Asia 2014 dan 2015.

Saat ini Kementerian Ristek dan Dikti bersama Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BBPT) dan sejumlah universitas di Indonesia membuat konsorsiun pengembangan mobil hemat energi.

Nasir mengatakan bila capaian mesin yang dikembangkan sampai pada level tertentu maka baru bisa didorong untuk masuk ke industri dan produksi massal.

Sementara itu terkait upaya pengembangan inovasi yang dilakukan oleh para mahasiswa, Nasir mengatakan keluhan kalangan akademisi saat ini adalah terkait sarana dan infrastruktur penelitian.

Oleh karena itu, kata Nasir, pemerintah akan melakukan pembenahan dan juga bantuan agar sarana dan infrastruktur penelitian di kampus dapat diperbaiki dan dikembangkan.

"Misalkan di ITS Surabaya, sudah ada laboratorium yang besar, ini akan dikembangkan terus sehingga tidak ada hambatan pada mahasiswa. Misalnya saat ini praktikum di depan ruang kelas, seharusnya ada tempat khusus," kata menteri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement