REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan isu yang menyebut Presiden Joko Widodo akan meminta maaf pada PKI adalah fitnah.
Dia juga memastikan Presiden tidak ada agenda menghadiri acara reuni akbar keluarga PKI di Gelora Bung Karno seperti isu yang banyak beredar di masyarakat.
"Kita semua, terutama para pembantu presiden, resah dengan fitnah yang dilakukan secara masif berkaitan dengan permohonan maaf dan kehadiran presiden di acara itu," kata Seskab di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/9).
Pramono mengingatkan pada pelaku untuk berhenti menyebar fitnah. Sebab, fitnah itu sudah menimbulkan kesan bahwa pemerintah seolah-olah sudah disusupi oleh PKI.
Menurutnya aparat kepolisian juga telah mengantongi nama pelaku yang menyebar isu hoax tersebut. Kendati begitu, hal ini belum akan diproses secara hukum.
"Kita ingatkan terlebih dahulu lah. Karena negara kita negara demokrasi, kita menghormati hukum. Kita tidak ingin nanti ada kesan bahwa presiden selalu menggunakan kekuasaannya," ujarnya.
Pramono mengatakan, tak sulit bagi polisi untuk melacak siapa orang yang pertama kali menyebar berita bahwa Jokowi akan menghadiri reuni akbar bersama keluarga PKI di GBK.
Menurutnya, pelaku adalah orang yang sama dengan pemilik akun-akun provokatif di media sosial Twitter. Tujuannya tak lain untuk membuat keresahan dan mendiskreditkan Presiden.
"Kami sudah tahu lah orangnya," ucap Pramono yang enggan mengungkap identitas pelaku.