REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menilai, kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa khidmat 2015-2020 perlu memiliki sistem manajemen yang baik. Ini merupakan konsekuensi dari kepengurusan MUI yang berupaya mengakomodir berbagai kalangan ormas Islam.
"Semuanya akan dapat berjalan baik apabila MUI memiliki sistem manajemen yang baik," ujarnya kepada ROL, Rabu (30/9).
Dalam kepengurusan sekarang ini, Mu'ti menilai MUI lebih akomodatif. MUI berusaha menjadi rumah umat dengan mengakomodir berbagai kalangan ormas Islam dan kaderisasi dengan menempatkan figur muda dalam posisi strategis.
Meski begitu, jumlah pengurus yang begitu besar yakni lebih dari 300 orang bisa menimbulkan beberapa pertanyaan. Salah satunya berkaitan dengan efektivitas kinerja dan kompetensi keulamaan atau kepakaran.
Mu'ti berharap MUI bisa mengatasi tantangan itu dengan mewujudkan pengelolaan SDM yang baik. "Saya berharap MUI dapat menjadi rumah besar umat Islam yang bisa memandu akidah dan memperkuat ukhuwah islamiah," ujar Mu'ti.