Rabu 30 Sep 2015 23:26 WIB

Peringatan G30S/PKI, Bendera Setengah Tiang tak Lagi Berkibar

Rep: C34/ Red: Ilham
bendera setengah tiang
Foto: wordpress.com
bendera setengah tiang

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tanggal 30 September masih membuat jeri sebagian orang yang gemar menakar sejarah. Meski demikian, sejumlah pemuda di kota hujan menilai nuansa belasungkawa itu belakangan tak lagi terasa.

Hal itu disampaikan Sefti Khoirunisya, mahasiswa semester tiga di Universitas Terbuka (UT) Bogor. Menurutnya, bendera setengah tiang yang dulu selalu terpasang di jalan-jalan serta kompleks kediamannya, kini tak lagi ada.

"Kalau kakak tidak tanya, mungkin saya juga tak ingat hari ini adalah peringatan G30S/PKI," ujar Sefti kepada Republika, Rabu (30/9).

Gadis 20 tahun itu berkata, gerakan tersebut masih menjadi misteri hingga kini. Iapun tak tahu kisah mana yang patut dipercaya dari sejumlah versi yang beredar.

Pembunuhan demi kekuasaan, pemberantasan ideologi komunisme yang tak percaya ajaran Tuhan, adalah segelintir yang ia pahami dari momentum itu. Sefti berharap, kondisi sesungguhnya dari kejadian itu bisa terkuak. "Masih perlu bangat dipolemikkan, supaya semuanya jelas," ungkapnya.

Hal lain disampaikan Fikar Robbani, mahasiswa semester tiga Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Ibn Khaldun Bogor. Pemuda 21 tahun itu percaya, pada 1965 silam, Partai Komunis Indonesia (PKI) memang bergerak untuk melakukan kudeta terhadap NKRI.

Menurut pemahanan Fikar, komunisme ialah ideologi yang berazas sama rata sama rasa. Paham yang secara pribadi ia tolak itu, ujarnya, tak mengakui keberadaan Tuhan. "Atau tepatnya, Tuhan dikembalikan kepada persepsi manusia. Jika manusia anggap ada, maka Ia ada. Jika manusia anggap tak ada, maka Tuhan tak ada," tuturnya.

Polemik yang saat ini masih memperdebatkan kebenaran sejumlah versi itu, dicurigai Fikar merupakan buatan sejumlah pihak yang ingin kembali mengangkat isu konspirasi Soeharto. Apapun kebenarannya, ungkap Fikar, ia berbela sungkawa untuk para jenderal yang dibunuh dan menjadi korban.

"Memang kami terkesan lupa, padahal kami tetap menyimpan keprihatinan pribadi dalam hati," ungkap mahasiswa yang aktif di organisasi KAMMI, futsal, dan boxer itu.

Ia menginformasikan, sejumlah kawan mahasiswa termasuk dirinya mendapat undangan Apel Besar Umat Muslim mengenang Pengkhianatan G30S/PKI terhadap NKRI esok hari di Lubang Buaya, Jakarta. Dalam rincian kegiatan itu, disebutkan akan ada orasi, ziarah, dan mendoakan para korban gerakan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement