REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sulitnya permodalan menjadi masalah klasik yang dihadapi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Lebih dari 99 persen perusahaan di Indonesia adalah UMKM yang memberi kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) hingga 59 persen dan lapangan pekerjaan hingga 97 persen.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, I Putu Astawa mengatakan PT Jamkrida Bali Mandara selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) perlu didorong lebih banyak menjangkau UMKM. Mereka yang layak memperoleh kredit dari perbankan bisa mendapatkan bantuan penjaminan.
"Jamkrida Bali telah memfasilitasi lebih dari 25 ribu pelaku UMKM untuk mendapatkan akses permodalan," kata Astawa di Denpasar, Rabu (30/9).
Astawa memaparkan, ada tiga faktor kesulitan yang dihadapi pelaku UMKM di Bali. Pertama, sumber daya manusia (SDM) dimana kebanyakan pelaku UMKM kurang berorientasi pasar. Mereka menjalankan usaha tanpa mau menggali lebih jauh kebutuhan pasar sesungguhnya. Mereka juga lemah menyusun rencana bisnis dan laporan keuangan. Kedua, sulitnya akses permodalan. Ketiga, kurangnya pengetahuan dan promosi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Dewi Setyowati menambahkan, UMKM paling kuat dengan guncangan krisis ekonomi. Semakin bertambah jumlah wirausahawan muda di Indonesia, semakin kuat pula perekonomian di suatu daerah.
"Jamkrida bisa membantu pelaku UMKM terhindar dari jeratan kredit rentenir," ujarnya.
Ada setidaknya enam sektor umum yang telah dijamin oleh Jamkrida Bali Mandara. Pertama, sektor perikanan, seperti pembibitan, budidaya, dan pemasaran hasil perikanan. Kedua, peternakan, seperti budidaya sapi termasuk pembibitan dan penggemukannya, serta pengolahan hasil-hasil peternakan.
Ketiga, perdagangan, seperti pedagang pasar tradisional, kelontong, dan hasil industri. Keempat, industri, khususnya kerajinan tangan. Kelima, jasa, seperti kesehatan dan transportasi, dan lembaga keuangan, seperti koperasi, Lembaga Perkreditan Desa (LPD), dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Porsi pembiayaan kredit terhadap UMKM di Bali mencapai 43 persen dari total Rp 90 triliun yang disalurkan perbankan. Pelaku UMKM di Bali masih didominasi sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Secara nasional, pangsa ekspor nonmigas UMKM mencapai 14,06 persen, sementara pangsa investasi UMKM mencapai 54,77 persen.