Kamis 01 Oct 2015 05:22 WIB

Davina Tolak Rencana Ahok Soal Pergub Daging Anjing

Rep: MG ROL 48/ Red: Hazliansyah
Tolak Legalisasi Daging Anjing. (dari kiri) Founder Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona, CEO Garda Satwa Indonesia Davina Veronica, Anggota Garda Satwa Indonesia Cyril Raoul Hakim, dan Anggota Garda Satwa Indonesia Guntur Romli menghadiri konferen
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tolak Legalisasi Daging Anjing. (dari kiri) Founder Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona, CEO Garda Satwa Indonesia Davina Veronica, Anggota Garda Satwa Indonesia Cyril Raoul Hakim, dan Anggota Garda Satwa Indonesia Guntur Romli menghadiri konferen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris yang juga CEO Garda Satwa Indonesia, Davina Veronica menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur peredaran daging anjing di Jakarta. Menurutnya daging anjing bukan untuk dikonsumsi manusia.

"Kita sebagai Dog lovers, anjing itu adalah sahabat kita, dan bisa dianggap sebagai keluarga kita juga, jadi kasihan sekali jika anjing-anjing dijadikan satwa ternak atau dikonsumsi," kata Davina di Wisma Proklamasi, Jakarta, Rabu (30/9).

Ia menegaskan bahwa peredaran daging anjing harus benar-benar dilarang, dan gubernur jangan sampai membuat peraturan yang merugikan anjing.

"Kami ingin peredaran daging anjing benar-benar dilarang, tidak ada disini grey area, kami tidak ingin yang punya kuasa ini membuat peraturan dimana anjing sehat dan anjing sakit dibedakan, untuk istilahnya akan membuka celah pelaku untuk anjing sehat boleh dikonsumsi ya'," tambah Davina.

Senada dengan Davina, Cyril Raoul Hakim, Ketua Pembina Garda Satwa Indonesia mengatakan, pernyataan gubernur yang mengatakan tidak bisa melarang orang mengonsumsi daging anjing menjadi point yang krusial. Menurut Cyril anjing merupakan satwa yang tidak layak untuk di konsumsi, melainkan sebagai hewan peliharaan manusia.

"Kita ingin melindungi satwa yang sudah puluhan ribu tahun lamanya diakui sebagai satwa domestik, satwa hewan peliharaan, satwa teman manusia, bukan satwa untuk dimakan," kata Cyril.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement