REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ada kesimpangsiuran terkait peristiwa di Jalan 204, Mina, Arab Saudi, pada Kamis (24/9) pekan lalu. Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi harus merekonstruksi kejadian itu sehingga ada kejelasan bagi masyarakat Indonesia.
Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Slamet Effendy Yusuf mengatakan masih banyak hal yang perlu dipecahkan dari peristiwa berdesak-desakan di Jalan 204, Mina Arab Saudi. "Itu harus dijawab dengan cara mendengar langsung dari para korban yang selamat," kata dia, Rabu (30/9) malam waktu setempat.
KPHI pun meminta PPIH Arab Saudi, khususnya Daker Makkah, untuk mengumpulkan jamaah yang berada di tempat kejadian dan selamat. PPIH harus meminta keterangan satu per satu sehingga dapat merekonstruksi peristiwa di Jalan 204 pada pekan lalu sehingga tidak timbul simpang siur dalam masyarakat.
Para korban sekaligus saksi mata perlu dimintai keterangan terkait peristiwa yang sesungguhnya terjadi sejak masa pengalihan rute di Jalan King Fahd ke Jalan 204. Slamet menyatakan, keterangan yang harus dijelaskan terutama bagaimana askar atau petugas keamanan Arab Saudi membelokkan jamaah ke Jalan 204.
Berdasarkan keterangan dari jamaah ke KPHI, sebagian menyatakan boleh melintasi Jalan King Fahd karena diijinkan oleh askar. Namun, banyak pula yang menyatakan adanya askar yang menyetop dan membelokkan jamaah ke Jalan 204. Padahal, Jalan 204 sudah penuh dengan jamaah dari berbagai negara.
"Ini mengakibatkan satu sisi penuh rombongan jamaah, satu sisi lainnya bisa jalan terus (lowong)," kata dia.