REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kacung Marijan, mengatakan yang diperlukan pada saat ini adalah rekonsiliasi dan bukan permintaan maaf pada keluarga eks-PKI.
"Kalau pemerintah minta maaf pada keluarga PKI, berarti ada hal yang salah. Padahal yang sebenarnya seharusnya PKI yang meminta maaf karena telah menculik dan membunuh para jenderal," ujar Kacung usai Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10).
Menurut Kacung, permintaan maaf pada keluarga PKI merupakan hal yang tidak masuk akal karena fakta sejarah yang melakukan pemberontakan adalah PKI.
"Yang terpenting pada saat ini, adalah saling memaafkan. Masa lalu yang sudah terjadi, ya sudahlah. Bukan berarti mencoreng saja, tetapi semua itu untuk membangun Indonesia yang lebih bermartabat," jelas dia.
Kacung menambahkan keluarga PKI juga harus diperlakukan dengan baik karena apa yang dilakukan oleh orang tuanya dahulu bukan dosa turunan.
"Jadi harus diberi kesempatan bagi keluarga PKI untuk berkarya," imbuh dia.
Sebelumnya, beredar isu Presiden Jokowi akan meminta maaf pada keluarga eks-PKI. Meski demikian, pemerintah memang mempunyai wacana rekonsiliasi kasus pelanggaran HAM berat.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tahun ini mengambil tema "Kerja Keras dan Gotong Royong Melaksanakan Pancasila".
Pada kesempatan tersebut, Presiden berkeliling mengunjungi tempat penyiksaan para jenderal dan lubang tempat para jenderal tersebut dikuburkan.
Hari Kesaktian Pancasila berkaitan langsung dengan pemberontakan Gerakan 30 September PKI yang menewaskan 10 pahlawan revolusi.