REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi deflasi 0,05 persen pada September 2015. Secara kumulatif dari Januari-September, terjadi kenaikan harga barang/jasa sebesar 2,24 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun tercatat 6,83 persen.
“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,07 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,40 persen,” kata Kepala BPS Suryamin saat jumpa pers, di kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/10).
Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok makanan jadi, minuman,rokok, dan tembakau 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,20 persen; kelompok sandang 0,83 persen; kelompok kesehatan 0,44 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,89 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada September 2015 antara lain: daging ayam ras (9,31 persen), cabai merah (10,98 persen), tarif angkutan udara (10,22 persen), bawang merah (9,87 persen), cabai rawit (12,27), minyak goreng (1,95 persren), bensin (0,53 persen) dan bahan pangan lainnya seperti telur, ayam ras, jengkol, dan kangkung.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga, di antaranya: beras, uang kuliah akademi/PT, emas perhiasan, wortel, bawang putih, mie, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, upah pembantu rumah tangga, dan mobil.
Terjadinya deflasi di bulan September itu, menurut Suryamin, menunjukkan setelah melewati musim Ramadhan dan Lebaran, kontrol pemerintah dalam mengendalikan harga sudah cukup bagus.