Kamis 01 Oct 2015 16:09 WIB

Tambang Pasir Kasus Salim Kancil Ramai Dikunjungi Warga

Rep: Andi Nurroni/ Red: Bilal Ramadhan
Salim Kancil
Foto: Youtube
Salim Kancil

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Lokasi penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang kini ramai dikunjungi warga. Warga penasaran karena ramainya pemberitaan tentang tambang yang ditentang Salim Kancil hingga menyebabkan kematian petani itu.

Supriadi (33 tahun) datang dengan sepeda motor memboyong istri dan anaknya yang masih bayi. "Penasaran, Mas. Lihat dari televisi. Kok, makin ramai," kata warga Selok Anyar, Kecamatan Pasirian itu.

Menurut Supriadi, tambang memang lebih banyak merugikan warga. Ia memilih pantai itu dijadikan tempat wisata. "Kalau jadi tambang, ya begini, mengorbankan warga," kata Supriadi, Kamis (1/10).

Pengunjung lain, Nur (46 tahun), menempuh setengah jam berjalanan menggunakan sepeda motornya dari Desa Ledok, Kecamatan Pasirian. Seperti Supriadi, Nur juga mengaku penasaran. "Kok, kayaknya di tv ramai banget, ya? Jadi penasaran," kata dia.

Sementara itu di lingkungan Desa Selok Awar-Awar, berdasarkan pantauan Republika, pihak polisi masih menjaga rumah Tosan, kawan Salim Kancil, dan Balai Desa. Meski begitu, jumlah aprat keamanan jauh lebih sedikit dari sehari sebelumnya. Kini, tidak terlihat lagi aparat TNI dan satpol PP.

Di rumah Salim Kancil, tamu-tamu yang berbela sungkawa berdatangan tanpa henti, mulai dari saudara almarhum, warga, pejabat, maupun wartawan. Bupati Lumajang As'at Malik juga hadir untuk bertakziah dan mendoakan almarhum. Secara khusus, Bupati memberikan beasiswa untuk menjamin pendidikan anak Salim Kancil, Dio (13 tahun).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement