REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengakuan PBB terhadap eksistensi Palestina perlu dioptimalkan guna menghadapi tekanan Israel. Palestina tidak lagi harus takut akan tekanan asing yang akan datang, termasuk dari Israel yang tentu tidak akan senang dengan pelaksanaan pengibaran bendera tersebut.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi mengatakan, banyak jalur yang bisa ditempuh Palestina ketika Israel berulah. Ini termasuk ketika Israel melarang umat Islam mengunjungi Masjid Al Aqsa.
"Ini momentumnya. Palestina bisa leluasa berdiplomasi," kata dia.
Posisi Palestina di dunia internasional tengah diuntungkan. Berbeda dengan Israel yang akan mendapatkan tekanan internasional saat berulah.
Sebelumnya, bendera Palestina akhirnya bisa berkibar di kantor pusat PBB di New York, dan disaksikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Hal ini bisa terlaksana setelah 119 dari 193 negara anggota PBB, menyetujui resolusi yang diajukan Palestina dalam sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa