REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peredaran anjing yang masuk ke Jakarta disebut bermaksud menjaga warga tidak tersebar rabies. Bukan tidak mungkin anjing yang dibawa dari luar Jakarta membahayakan warga termasuk konsumen dagingnya.
Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Darjamuni mengatakan restoran penjual daging anjing atau lapo di seluruh Jakarta berjumlah 104 buah. Dari jumlah konsumen terbesar daging anjing terdapat di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
"Hari ini kami sudah mendata sekitar 104 lapo yg menjual masakan daging anjing. Paling banyak konsumen sekitaran Jakarta Timur dan Jakarta Utara," kata Darjamuni kepada Republika, Kamis (1/10).
Namun ia belum bisa memastikan jumlah konsumen daging anjing dalam satu hari. Ia menyebut untuk yang di Cililitan mendapatkan pasokan dari Sukabumi berkisar 40 ekor anjing yang masuk dalam satu hari. Sementara daerah lain masih terus didata.
Ia mengatakan masih banyak populasi anjing liar yang belum terdata. Terutama di kawasan Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Sementara untuk anjing peliharaan ada sekitar 15 ribu ekor di seluruh Jakarta.
Pihaknya mengaku meminta waktu untuk mendata keseluruhan. Sekaligus mengkaji kepentingan peraturan terkait peredarannya. "Kita masih terus mengumpulkan data, kurang lebih kami butuh waktu seminggu lah," ujarnya.
Menurutnya masih butuh waktu untuk mendata. Ia mengharapkan agar semuanya tidak sembarangan berspekulasi. Apalagi ini merupakan isu yang sensitif. "Nanti kami umumkan bersama-sama tokoh dan media. Karena ini sensitif, jadi kami harus hati-hati," ucapnya.