Kamis 01 Oct 2015 19:24 WIB

Crane 25 Ton Jatuh Menimpa Gadis Kecil di Bukit Duri

Rep: C21/ Red: Ilham
Sebuah alat berat (crane) roboh dan jatuh ke kali di Proyek Normalisasi Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jatinegara, Jaktim, Kamis (1/10). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Sebuah alat berat (crane) roboh dan jatuh ke kali di Proyek Normalisasi Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jatinegara, Jaktim, Kamis (1/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah alat berat (crane) seberat 25 ton untuk memasang tiang pancang terjatuh dan menimpa seorang gadis kecil bernama Yuli (14), warga RT 15/10, Bukit Duri, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (1/10). Yuli terluka dan segera dibawa ke rumah sakit Budi Asih.

Menurut kesaksian saksi mata, Wahyu Illahi (22), saat itu dirinya sedang duduk di bantaran Kali Ciliwung bersama lima rekannya. Namun, ketika pukul 13.45 WIB, dia melihat crane tampak miring. Pondasi tanah seperti tak kuat menahan bobot crane tersebut. "Lalu saya lari mas, tiba-tiba angin menjatuhkan crane dari seberang," ujar dia, Kamis (1/10).

Crane untuk melakukan normalisasi di Kampung Pulo tersebut terjatuh dan ujungnya menimpa wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan. Ujung dari crane tersebut menghantam sebuah pohon dan kamar mandi. Sehingga Yuli (14) yang sedang berada di kamar mandi tertimpa.

Wahyu yang melihat ada orang yang tertimpa langsung berlari menyelamatkan Yuli. Dia membantu Bakrie (ayah Yuli) untuk mengangkat anaknya yang tertimpa. Menurut kesaksian Wahyu, beruntung karena Yuli hanya tertimpa ujung crane. "Itupun tertahan kayu pohon dan kayu kamar mandi," terangnya.

Wahyu menuturkan, saat ditolong posisi Yuli terhimpit kayu dan pingsan, namun ada rongga sedikit. Jadi tidak langsung tertindih besi crane.

Setelah itu, warga Bukit Duri yang emosi menghujani para pekerja di seberang dengan batu. "Sopir crane juga melarikan diri," tuturnya.

Tapi, warga memaklumi alasan mengapa mereka lari. Sebab ketika itu, memang suasana tiba-tiba memanas. Sekitar beberapa menit kemudian, ambulance tiba membawa gadis malang itu.

Menurut kepala pelaksana lapangan proyek, Asep Sofyan, kejadian tersebut disebabkan posisi crane yang sedang beroperasi memasang tiang pancang tidak seimbang. "Sebab konstruksi tanahnya tidak rata," kata dia. Akhirnya crane pun miring dan jatuh menimpa sebuah gubuk yang berada di sisi seberang kali Ciliwung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement