Kamis 01 Oct 2015 23:00 WIB

Petani Madiun Kembangkan Teknik Tanam Sebar Padi

Red: M Akbar
 Seorang petani menyiram tanaman padi menggunakan air dari sumur pantek di lahan pasir di kawasan Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Seorang petani menyiram tanaman padi menggunakan air dari sumur pantek di lahan pasir di kawasan Pantai Samas, Bantul, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Sejumlah petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berhasil mengembangkan teknik penanaman padi dengan cara tanam sebar yang dinilai lebih efisien dan menguntungkan karena memotong biaya produksi.

"Dengan tanam sebar, petani bisa menghemat biaya garap lahan hingga Rp2,5 juta setiap hektarenya," ujar Ketua Komunitas Petani Tanam Sebar (KPTS) Kabupaten Madiun Triyono Basuki saat peluncuran gerakan teknik tanam sebar dengan perwakilan petani yang tergabung dalam Gerakan Petani Nusantara (GPN) di Lapangan Sawahan, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Kamis (1/10).

Menurut Basuki, selain menghemat biaya garap lahan, teknik tersebut juga efisien waktu tanam hingga panen sebanyak 10 sampai 15 hari, karena tidak memerlukan penyemaian dan tenaga tanam.

Selain itu, teknik tanam sebar juga irit dalam penggunaan pupuk sekitar 20-30 persen dibandingkan cara konvensional, serta irit dalam penggunaan benih yang hanya butuh 20 kilogram dari cara biasa yang membutuhkan hingga 45 kilogram per hektare.

"Untuk hasilnya, jika sama-sama dirawat dengan baik, terjadi peningkatan produktivitas 20-30 persen dari sistem tanam konvensional. Dari hasil biasa sekitar 7 ton, dengan tanam sebar bisa meningkat hingga 9 ton per hektare. Bahkan di kondisi tanah yang premium, petani kami bisa menghasilkan 14,2 ton per hektare," kata dia.

Ia menjelaskan, ide pengembangan teknik tanam sebar tersebut bermula dari sulitnya mendapatkan tenaga tanam saat ini. Akhirnya sejumlah petani di Desa Kaibon, Kecamatan Geger, yang domotori oleh Basuki berhasil mengembangkan teknik tersebut sejak tahun 2013 hingga saat ini.

"Sejauh ini, sistem tersebut telah digunakan di sekitar 200 hektare sawah yang ada di Kabupaten Madiun. Diharapkan, luasan tersebut terus meningkat agar para petani juga mendapatkan manfaat kelebihannya," ujarnya.

Sedangkan di wilayah Jawa Timur, sedikitnya sudah ada 14 kabupaten/kota yang mengikuti pola tanam sebar seperti yang dilaksanakan oleh gapoktan Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Bahkan, Institut Pertanian Bogor (IPB) juga bersedia mendampingi karena dinilai sistem tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan.

Bupati Madiun Muhtarom mengatakan, teknik tanam sebar tersebut sangat cocok untuk meningkatkan indeks pertamanan di Kabupaten Madiun, sehingga mendukung program swasembada pangan tahun 2017.

"Pemkab Madiun sangat mendukung inovasi para petani ini. Bahkan sistem pola tanam ini telah dilirik oleh IPB dan Bank Indonesia (BI) Kediri," kata Bupati.

Acara peluncuran gerakan teknik tanam sebar tersebut, dihadiri oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Jan Darmadi dan Koordinator GPN Hermanu Triwidodo. Juga dihadiri Bupati Madiun Muhtarom, perwakilan Forpimda Kabupaten Madiun, sekitar 100-an petani dari 19 kabupaten se-Jawa dan Lampung, pejabat terkait Pemkab Madiun, serta Komunitas Petani Tanam Sebar (KPTS) Kabupaten Madiun.

Selain peluncuran teknik tanam sebar, juga dilakukan dialog perwakilan petani dengan anggota Watimpres dan festival layang-layang petani nusantara yang menerbangkan sekitar 100 layang-layang merah putih dengan melibatkan persatuan pekarya layang-layang Indonesia (Perkali).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement