Sabtu 03 Oct 2015 20:31 WIB

Migran Serbu Terowongan Bawah Laut dari Sisi Prancis

Layanan kereta bawah laut Euro Tunnel yang menghubungkan Inggris dan Prancis terpaksa ditutup, Sabtu (3/10), karena serbuan migran di sisi Prancis di sekitar Kota Calais, selatan Prancis.
Foto: EPA
Layanan kereta bawah laut Euro Tunnel yang menghubungkan Inggris dan Prancis terpaksa ditutup, Sabtu (3/10), karena serbuan migran di sisi Prancis di sekitar Kota Calais, selatan Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, LILLE -- Sekitar 200 orang migran menyerbu masuk ke terowongan bawah laut (Channel Tunnel) yang menghubungkan Inggris dan Prancis dari sisi Prancis, bentrok dengan pegawai kereta dan polisi sehingga layanan kereta untuk sementara dihentikan, demikian juru bicara Eurotunnel, Sabtu (3/10).

Meski layanan kereta kembali dilanjutkan tapi berjalan lambat dan sering terjadi pengecekan oleh petugas. Insiden tersebut merupakan yang terakhir dari serangkaian kejadian melibatkan para migran yang berkemah di sekitar kota pelabuhan Calais di bagian selatan Prancis, dengan harapan bisa menyeberang ke Inggris.

Para migran menyerbu masuk ke Eurotunnel di terminal wilayah Prancis pada pukul 00.30 dinihari, tapi segera dihadang polisi ketika mereka sudah masuk sejauh 15 km di dalam terowongan.

"Kelompok besar migran tersebut sebenarnya tidak punya kesempatan mencapai Inggris, jadi ini jelas sebuah serangan terorganisasi dengan tujuan untuk menarik perhatian media agar melihat situasi migran yang tertahan di Calais," kata pejabat Eurotunnel dalam pernyataannya.

Kota Calais merupakan salah satu titik utama dalam krisis imigran yang melanda Eropa. Negara-negara Eropa yang terkena imbas limpahan pengungsi berusaha mencari solusi terbaik mengatasi derasnya arus migran yang lari dari negaranya akibat konflik atau akibat kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika.

Migran yang ditampung di pengungsian di luar kota Calais dan dikenal dengan julukan "hutan", berkali-kali mencoba mencapai Inggris dengan cara bersembunyi di kereta barang dan kereta.

Ketatnya keamanan di pelabuhan di Calais dalam beberapa bulan terakhir, memaksa para imigran mempertaruhkan nyawa mereka dengan menyusup melalui terowongan bawah laut, sehingga beberapa di antaranya tewas. Prancis dan Inggris berjanji untuk memperketat keamanan di terowongan tersebut menyusul beberapa insiden pada musim panas lalu yang menyebabkan ketegangan antara negara-negara anggota Uni Eropa, dikutip dari Reuters.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement