REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Lembaga Manajemen Kedaruratan Nasional menyatakan dua ledakan yang melanda pinggiran Abuja, ibu kota Nigeria, telah merenggut sedikitnya 18 jiwa dan mencederai 41 orang pada Sabtu (3/10).
Baik Presiden Nigeria Muhammadu Buhari maupun kedutaan besar Amerika Serikat mengutuk serangan-serangan tersebut. "Jumlah korban meninggal sekarang tercatat 18 orang karena tiga orang lagi meninggal di rumah-rumah sakit pagi ini sementara 41 orang luka-luka dan menerima perawatan di beberapa rumah sakit," kata juru bicara NENA Sani Datti kepada kantoir berita AFP.
Lembaga itu sebelumnya memberi angka jumlah korban meninggal 15 orang dan 41 cedera. Ledakan terjadi pada Jumat malam dekat kantor polisi di Kuje dan di sebuah halte bus di Nyanya, sebuah kawasan yang sebelumnya menjadi sasaran kelompok pemberontak Boko Haram.
Datti mengatakan, sebuah operasi pertolongan berakhir pada Jumat malam.
"Kami telah merampungkan evakuasi para korban. Sekarang unit anti bom dari kepolisian melakukan tugas mereka. Mereka menyisir tempat kejadian dan mengumpulkan serpihak-serpihan bahan peledak untuk diselididki," kata dia.
Menurut dia, seluruh tempat kejadian dipasangi pita polisi. Polisi menyatakan pada Sabtu bahwa pengeboman tersebut dilakukan oleh para pembom bunuh diri. "Investigasi awal mengungkapkan ledakan bom itu dilakukan oleh dua pembom bunuh diri, seorang pria dan seorang wanita," kata polisi dalam suatu pernyataan.