REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Harapan telah pudar untuk menemukan ratusan orang yang masih hilang dalam bencana longsor besar di Guatemala.
Setidaknya 73 orang tewas dalam bencana yang melanda di dekat ibu kota Guatemala City, Kamis malam (1/10). Rumah-rumah terkubur di bawah tanah dan puing-puing.
Pada hitungan terakhir korban jiwa, kantor Jaksa Agung melaporkan 73 orang tewas melalui Twitter. Meski kekhawatiran ratusan lainnya yang terperangkap bisa menambah angka tersebut.
Pihak berwenang di Santa Catarina Pinula mengatakan, 350 orang masih belum ditemukan sementara petugas penyelamat terus mencari korban di bawah tanah dan puing.
Pejabat senior di badan bencana CONRED, Sergio Cabanas mengaku ragu akan menemukan semua korban. "Tapi kami punya cukup harappan untu terus mencari, bahkan jika hanya satu orang lagi yang keluar hidup-hidup," katanya dalam sebuah konferensi pers dilansir dari The Guardian, Ahad (4/10).
Sambil memegang foto orang yang dicintai, korban berdiri dalam antrean di luar kamar mayat sementara di dekat lokasi penggalian. Beberapa dari mereka menangis untuk melihat apakah keluarganya merupakan salah satu jenazah tersebut.
Seorang ibu rumah tangga Ana Maria (48 tahun) menangis saat menunggu berita dari 21 anggota keluarganya yang hilang. Ia mengaku baru satu tahun meninggalkan anggota keluarganya di El Cambray.
"Ini adalah hal terburuk yang terjadi pada kami. SejauH ini hanya adik ipar yang telah ditemukan," ujar dia.
Juru bicara CONRED, David de Leon mengatakan sekitar 1.800 tentara, petugas pemadam kebakaran dan tetangga membantu upaya penyelamatan. Menurutnya, beberapa rumah telah terkubur sedalam 15 meter dan tampaknya akan menjadi kuburan mereka yang tidak ditemukan.