REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Pementasan drama kolosal perjuangan Panglima Jenderal Soedirman mewarnai peringatan HUT ke-70 TNI di Alun-Alun Temanggung, Jawa Tengah, Senin (5/10).
Drama kolosal dengan melibatkan sekitar 100 orang tersebut berlangsung usai Upacara Peringatan HUT ke-70 TNI yang diselenggarakan Kodim 0706/Temanggung dengan inspektur upacara Bupati Temanggung, Bambang Sukarno.
Drama diawali dengan kedatangan penjajah Belanda di Indonesia, mereka menindas rakyat dan untuk mencari Jenderal Soedirman bahkan mereka menyiksa rakyat. Bermodalkan senjata bambu rincing, para pejuang yang dipimpin Jenderal Soedirman berhasil menggempur penjajah.
Dandim 0706/Temanggung, Letkol Kav. Zubaedi mengatakan pementasan drama kolosal ini bisa diambil nilai-nilai sejarahnya, bagaimana penjajah menindas rakyat Indonesia dan bagaimana para pahlawan berjuang mengusirnya.
"Kita dapat mengambil nilai-nilai perjuangan para pahlawan, khususnya di wilayah Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Jenderal Soedirman," katanya.
Dia menuturkan melalui penampilan drama tersebut memberikan gambaran bahwa perjuangan itu mahal dan penuh pengorbanan. "Senjata bambu runcing sebagai semangat, doa, dan dukungan semua rakyat para pejuang bisa mengusir penjajah," katanya.
Dia mengatakan, TNI lahir dari rakyat dan berjuang untuk rakyat. Melalui drama itu nilai-nilai kebersamaan dengan rakyat ini yang perlu dikembangkan.
"Kami berpesan pada anggota TNI mari kita bangun kebersamaan dengan seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen dalam wadah persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi generasi muda kami berpesan bahwa bangsa ini akan besar tatkala kita memiliki kepercayaan dan kebersamaan," katanya.