REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Seorang remaja Palestina tewas dan ratusan warga lainnya terluka setelah bentrokan dengan pasukan dan pemukim Israel di Tepi Barat. Insiden terbaru memperuncing ketegangan yang telah terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir laman Al Jazeera, Senin (5/10), seorang remaja Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka dalam bentrokan di Tepi Barat. Kekerasan terjadi tak lama setelah Israel mengeluarkan keputusan membatasi akses warga Palestina ke kota tua Yerusalem.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan, pasukan Israel menggunakan peluru tajam dan peluru baja lapis karet untuk menghadapi demonstran Palestina dalam bentrokan pada Ahad. Huthaifa Suleiman (18 tahun) ditembak oleh pasukan Israel dalam bentrokan di pos pemeriksaan Tulkarem, saat ia melempar bom api.
PRCS mengatakan, 400 orang terluka termasuk 150 yang mengalami luka tembak. Sementara lebih dari 200 orang dirawat karena efek gas air mata.
Bentrokan terjadi di daerah-daerah termasuk Jenin di Tepi Barat dan Issawiya di Yerusalem Timur. Ini membuat PRCS menyatakan keadaan darurat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dalam apa yang mereka sebut serangan oleh pasukan pendudukan dan para pemukim.