REPUBLIKA.CO.ID, KUNDUZ -- Kelompok bantuan medis internasional Medecins Sans Frontieres atau Dokter Lintas Batas (MSF) menuntut penyelidikan independen internasional atas dugaan serangan udara Amerika Serikat di rumah sakitnya di Afghanistan. Serangan yang menewaskan 22 orang itu disebut sebagai kejahatan perang.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Ahad (4/10), Direktur Jenderal MSF Christopher Stokes dalam sebuah pernyataan mengatakan penyelidikan militer AS terhadap insiden tersebut tidak cukup. MSF menuntut penyelidikan penuh dan transpran terkait insiden tersebut oleh badan internasional yang independen.
"Mengandalkan hanya penyelidikan internal oleh pihak yang terlibat konflik tak sepenuhnya cukup," ungkap Stokes.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Ash Carter berjanji akan melakukan penyelidikan penuh atas insiden serangan udara yang menghancurkan rumah sakit MSF di Afghanistan. Tapi ia mengatakan butuh waktu untuk mengumpulkan informasi penyelidikan.
"Kami tahu aset udara AS terlibat dalam insiden Kunduz, kita tahu fasiltias itu hancur," kata Carter.
Kepala Pentagon tak mau berspekulasi mengenai apa yang terjadi. Tapi ia mengatakan, Washington akan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas insiden ini.