REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB mendesak dunia Barat dan Islam untuk berkolaborasi dalam krisis pengungsi dan menyerukan dukungan besar bagi negara-negara penerima pengungsi Suriah, seperti Turki, Yordania dan Lebanon untuk mencegah imigran menuju ke Eropa.
Dilansir dari Anadolu Agency, Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Antonio Guterres dan Dirjen Organisasi Migrasi Internasional (IOM) William Lacy Swing, mengadakan konferensi pers bersama tentang krisis pengungsi di Eropa, Senin (5/10).
"Ini adalah waktu untuk memiliki dukungan besar untuk negara-negara ini, menguntungkan baik pengungsi maupun masyarakat tuan rumah, dan menciptakan stimulus bagi negara-negara ini untuk memungkinkan pengungsi berpartisipasi dalam kehidupan ekonomi," kata Guterres.
Sekitar setengah dari populasi Suriah telah mengungsi akibat kekerasan, dengan lebih dari empat juta warga Suriah mencari perlindungan di negara-negara tetangga, terutama Turki yang menjadi tuan rumah sekitar dua juta pengungsi, serta Lebanon, Yordania dan Irak.
Guterres juga meminta kepada negara-negara tersebut, untuk dapat memberikan izin kepada para pengungsi Suriah agar bisa bekerja secara legal.
"Bagaimana Anda bisa menganggap mereka akan bersedia tinggal di tempat di mana mereka menjadi miskin, mereka tidak bisa bekerja dan mereka tidak melihat kesempatan untuk hidup mereka," ujar Guterres.