REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia pada Senin (5/10) menuding cuaca buruk sebagai pelanggaran singkat terhadap wilayah udara Turki oleh satu pesawat Rusia di dekat perbatasan Suriah.
"Peristiwa tersebut adalah akibat dari cuaca yang tak mendukung di daerah itu. Seseorang tak boleh mencari teori persekongkolan di sini. Pada 3 Oktober, menuntaskan penerbangan tempur yang direncanakan, saat bermanuver di atas wilayah pegunungan dan daerah berhutan sebelum kembali ke pangkalan Hmaimim di Suriah, pesawat milisi Rusia SU-30 sempat melintas untuk beberapa detik ke wilayah udara Turki," kata kementerian tersebut dalam siaran pers online.
Turki pada Senin menyatakan satu pesawat tempur Rusia melanggar wilayah udaranya pada Sabtu (3/10) di Kota Kecil Yayladagi di Provinsi Hatay, bagian selatan negeri itu, di dekat perbatasan Suriah.
Duta besar Rusia di Turki dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Turki pada Senin pagi. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu menyampaikan protes selama percakapan telepon dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin juga mengatakan pertemuan Dewan Atlantik Utara direncanakan diselenggarakan pada sore hari yang sama guna membahas situasi keamanan di Turki.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tindakan perlu dilakukan guna mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan. Kementerian tersebut menyatakan penjelasan dikirim melalui atase militer di Kedutaan Besar Turki di Moskow pada Ahad (4/10).
Kementerian itu juga menjelaskan pasukan udara Rusia di Suriah tak memiliki hubungan dengan pesawat MiG-29, yang tak dikenal dan menurut Turki mengganggu dua jet F-16 Turki yang berpatroli di perbatasan dengan Suriah pada Ahad.