REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Habitat Dunia di Istana Negara, Selasa (6/10). Hari Habitat Dunia (World Habitat Day sebenarnya diperingati tiap Senin pertama bulan Oktober.
Hari Habitat Dunia merupakan salah satu peringatan hari internasional yang ditetapkan oleh PBB yang diperingati sebagai wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman layak untuk semua lapisan masyarakat.
Dalam sambutannya, Presiden menekankan pentingnya keberadaan ruang publik bagi masyarakat. Bagi Jokowi, ruang publik bukan sekadar ruang terbuka bagi masyarakat, tapi juga ruang budaya tempat warga berinteraksi dan berekspresi.
Ia menuturkan, dulu tiap kota memiliki alun-alun yang menjadi tempat warga berkumpul dan berekreasi. Namun, di kota-kota besar keberadaan ruang publik makin minim. Karenanya, dia mendorong pemerintah daerah untuk menambah ruang-ruang publik yang layak bagi masyarakat.
"Saya hanya membayangkan kalau setiap kota ada ruang terbuka hijau, trotoar lebar, citywalk panjang yang kanan dan kirinya pepohonan. Masyarakat kita pasti akan menjadi masyarakat yang senang berjalan kaki dan berinteraksi," ucap Jokowi di hadapan tamu undangan.
Presiden menyebut, beberapa kota memang sudah memulai membangun fasilitas ruang publik bagi masyarakat, seperti yang sudah berjalan di Bandung, Surabaya dan Jakarta. Dia berharap, pembangunan fasilitas serupa menular ke kota-kota lain sehingga masyarakat mendapatkan haknya untuk memiliki ruang publik.
"Saya meyakini membangun ruang publik yang berkualitas sama artinya dengan membangun manusia yang hidupnya berkualitas," ucap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Peringatan Hari Habitat Dunia tahun ini memang mengambil tema 'Ruang Publik untuk Semua.' Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, tema tersebut diangkat sebagai langkah untuk mencapai target penyediaan akses ruang publik yang nyaman, aman dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk perempuan, orang tua dan penyandang cacat.